Seorang wanita di Melbourne, Australia telah melakukan pernikahan dengan dirinya sendiri dengan mengucapkan “I do” dalam suatu upacara pernikahan yang melibatkan cincin, kue, dan pengiring pengantin perempuan. Ia mengungkapkan bahwa pernikahan ini membuatnya merasa sangat bahagia.
Robbie Fincham, yang saat ini berusia 57 tahun, menjalani proses perceraian dengan suaminya setelah 20 tahun pernikahan pada tahun 2015. Setelah bercoba menjalin hubungan dengan orang lain selama beberapa tahun, ia merasa bahwa sulit menemukan seseorang yang istimewa. Seiring berjalannya waktu, kekhawatirannya semakin bertambah bahwa ia tidak akan pernah menemukan cinta lagi.
Namun, dengan tiba-tiba, ia menyadari bahwa ia tidak perlu bergantung pada orang lain, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk melamar dirinya sendiri. Dalam sebuah pernyataannya kepada Mirror, ia menjelaskan bahwa ia mengucapkan janji pernikahan di depan cermin panjang dan berjanji untuk selalu mencintai dirinya sendiri. Pengalaman ini sungguh berkesan baginya, dan ia merasa sangat bahagia setelahnya.
Ibu dari tiga anak, Roland, Erica, dan Alice, Fincham mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak menutup kemungkinan untuk menikah dengan orang lain di masa depan, ia tidak terlalu tertarik dengan hal itu. Baginya, hubungan dengan manusia tetap penting, tetapi ia menemukan kebahagiaan dan kecukupan dalam mencintai dirinya sendiri.
Keputusan Robbie Fincham untuk menikahi dirinya sendiri mungkin tidak biasa, namun ia menunjukkan pentingnya mencintai dan menghargai diri sendiri dalam sebuah hubungan. Pernikahan dengan diri sendiri, yang juga dikenal sebagai “sologami” atau “pernikahan sendiri,” semakin populer di kalangan beberapa individu yang ingin merayakan keberadaan dan kesetiaan pada diri mereka sendiri.
Bagaimana Pendapat Netizen?
Bagi beberapa orang, sologami adalah cara untuk memperkuat kepercayaan diri, meningkatkan harga diri, dan menyatakan komitmen terhadap diri sendiri. Ini juga dapat menjadi bentuk pengakuan terhadap perjalanan pribadi mereka, termasuk proses pemulihan dari hubungan yang berakhir atau kesulitan emosional yang dialami.
Namun, pernikahan dengan diri sendiri juga menuai beberapa kritik dan kontroversi. Beberapa orang meragukan keabsahan pernikahan semacam itu dan mempertanyakan apakah itu hanya sebuah pesta atau candaan semata. Sementara yang lain melihatnya sebagai ekspresi bebas individu yang menginginkan pengakuan atas cinta dan komitmen pada diri sendiri.
Dalam beberapa kasus, sologami juga dapat memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya menciptakan kebahagiaan dan kepuasan pribadi tanpa bergantung pada orang lain. Ini menekankan pentingnya mencintai diri sendiri dan mengembangkan hubungan yang sehat dengan diri sendiri sebelum mencoba membangun hubungan dengan orang lain.
Setiap individu memiliki hak untuk menentukan bentuk komitmen dan pernikahan yang mereka anggap tepat. Pilihan Robbie Fincham untuk menikahi dirinya sendiri mencerminkan kekuatan dan keberanian dalam menerima dan menghargai diri sendiri. Keputusannya ini juga memberikan inspirasi dan mendorong orang lain untuk mengeksplorasi dan merayakan koneksi dengan diri mereka sendiri.
Tidak peduli apa pun bentuk pernikahan yang dipilih seseorang, yang terpenting adalah mencari kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidup. Bagi Robbie Fincham, melamar dirinya sendiri adalah sebuah pernyataan kuat tentang pentingnya mencintai dan menghargai diri sendiri, dan semoga ini membawanya pada perjalanan hidup yang penuh kebahagiaan dan kepuasan diri.
Meskipun pernikahan dengan diri sendiri mungkin dianggap sebagai cara untuk memperkuat kepercayaan diri dan memberikan pengakuan pada diri sendiri, beberapa orang mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang hal ini. Kontra argumen terhadap pernikahan dengan diri sendiri sering kali berkisar pada dua poin utama: pentingnya hubungan antarmanusia dan pernikahan sebagai institusi yang melibatkan komitmen pada pasangan.
Salah satu argumen yang sering muncul adalah bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dengan orang lain. Pernikahan tradisional melibatkan komitmen dan keterhubungan dengan pasangan hidup, membangun keluarga, dan mengalami pertumbuhan bersama. Mengorbankan pentingnya hubungan interpersonal ini dengan menikahi diri sendiri dapat dianggap sebagai upaya untuk menghindari komitmen dan tanggung jawab yang melekat dalam hubungan antarmanusia.
Selain itu, pernikahan dengan diri sendiri juga dapat dianggap sebagai devaluasi dari arti dan tujuan sejati pernikahan. Institusi pernikahan tradisional mengimplikasikan adanya persatuan dua individu yang saling melengkapi dan membangun kehidupan bersama. Menikahi diri sendiri mungkin memperkuat egoisme dan individualisme yang bertentangan dengan ide komitmen dan pengorbanan yang umumnya terkait dengan pernikahan.
Sementara kontra argumen ini perlu diperhatikan, penting juga untuk menghormati pilihan individu dalam mengekspresikan komitmen dan cinta pada diri sendiri. Beberapa orang mungkin merasa bahwa melamar diri sendiri adalah cara yang efektif untuk mengembangkan cinta dan penghargaan pada diri mereka sendiri sebelum memasuki hubungan dengan orang lain.
Bagi mereka yang mencari alternatif dalam merencanakan pernikahan yang menghormati nilai-nilai agama dan budaya, Aisya Enterprise Wedding Organizer Islami dapat menjadi salah satu pilihan. Aisya Enterprise menawarkan layanan pernikahan dengan pendekatan Islami yang mencakup aspek-aspek seperti pemilihan tempat yang sesuai dengan syariah, dekorasi Islami, makanan halal, dan mengikuti tradisi pernikahan Islami.
Mereka juga menyediakan paket intimate wedding, Pernikahan Rumahan, Pernikahan Gedung, Pernikahan Outdoor venue dan yang lainnya. Kalian bisa dapatkan di: https://kaesank.com/intimate-wedding/